Model
Open system Interconnection (OSI)
Untuk
menyelenggarakan komunikasi berbagai macam vendor komputer diperlukan sebuah
aturan buku yang standard dan disetujui berbagai pihak. Seperti halnya dua
orang yang berlainan bangsa, maka untuk berkomunikasi memerlukan
penerjemah/interpreter atau satu bahasa yang dimengerti kedua belah pihak. Dalam
dunia komputer dan telekomunikasi interpreter identik dengan protocol. Untuk itu
maka pada tahun 1977 di eropa sebuah badan dunia yang menangani masalah
standarisasi ISO (International Standardization Organitation) membuat aturan
baku sebuah model arsiktektural jaringan.
Sejarah Model OSI Layer
Dahulu
pada era 70-an, banyak perusahaan software maupun hardware yang membuat System
Network Architektur (SNA), yang antara lain IBM, Digital, Sperry, Burough dsb.
Tentunya masing – masing perusahaan tersebut membuat aturan – aturan sendiri
yang satu sama lain tidak sama, misalkan IBM mengembangkan SNA yang hanya
memenuhi kebutuhan komputer – komputer IBM. Dari sini kemudian timbul
masalah
misalkan jaringan komputer menggunakan SNA produk IBM ingin dihubungkan dengan
SNA produk Digital tentunya tidak bisa, hal ini disebabkan protokolnya tidak
sama. Analoginya, misalkan anda berbicara dengan bahasa jawa, tentunya akan
dimengerti pula orang lain yang juga bisa berbahasa Jawa, misalkan anda
berbicara dengan orang Sunda apakah bahasa anda bisa diterima oleh orang
tersebut? tentunya tidak? Masalah ini bisa diselesaikan jika anda berbicara
menggunakan bahasa standar yang tentunya bisa dimengerti lawan bicara anda.
Menghadapi
kenyataan ini, kemudian The International Standard Organization (ISO) pada
sekitar tahun 1980-an, meluncurkan sebuah standar model referensi yang berisi
cara kerja serangkaian protokol SNA. Model referensi ini selanjutnya dinamakan
Open System Interconnection (OSI).
Model
Referensi OSI terdiri dari 7 buah bagian (layer), yang masing – masing layer
mempunyai tugas sendiri – sendiri. Dikarenakan OSI terdiri dari 7 macam layer,
maka model referensi OSI seringkali disebut 7 OSI layer.
Model Layer OSI
Terdapat 7 layer pada model OSI.
Setiap layer bertanggungjawwab secara khusus pada proses komunikasi data.
Misal, satu layer bertanggungjawab untuk membentuk koneksi antar perangkat,
sementara layer lainnya bertanggungjawab untuk mengoreksi terjadinya “error”
selama proses transfer data berlangsung.
Model
Layer OSI dibagi dalam dua group: “upper layer” dan “lower layer”. “Upper
layer” fokus pada applikasi pengguna dan bagaimana file direpresentasikan di
komputer. Untuk Network Engineer, bagian utama yang menjadi perhatiannya adalah
pada “lower layer”. Lower layer adalah intisari komunikasi data melalui
jaringan aktual.
Kegunaan Model OSI
Tujuan
utama penggunaan model OSI adalah untuk membantu desainer jaringan memahami
fungsi dari tiap-tiap layer yang berhubungan dengan aliran komunikasi data.
Termasuk jenis-jenis protoklol jaringan dan metode transmisi.
Model dibagi menjadi 7 layer, dengan karakteristik dan
fungsinya masing-masing. Tiap layer harus dapat berkomunikasi dengan layer di
atasnya maupun dibawahnya secara langsung melalui serentetan protokol dan
standard.
Lapisan OSI Layer
lapisan
ke 7 Application layer
Berfungsi
sebagai antarmuka dengan aplikasi dengan fungsionalitas jaringan, mengatur bagaimana
aplikasi dapat mengakses jaringan, dan kemudian membuat pesan-pesan kesalahan.
Protokol yang berada dalam lapisan ini adalah HTTP, FTP, SMTP, dan NFS.
lapisan ke 6 Presentation layer
Berfungsi
untuk mentranslasikan data yang hendak ditransmisikan oleh aplikasi ke dalam
format yang dapat ditransmisikan melalui jaringan. Protokol yang berada dalam
level ini 5adalah perangkat lunak redirektor (redirector software),
seperti layanan Workstation (dalam Windows NT) dan juga Network shell
(semacam Virtual Network Computing (VNC) atau Remote Desktop Protocol
(RDP)).
lapisan ke 5 Session layer
Berfungsi
untuk mendefinisikan bagaimana koneksi dapat dibuat, dipelihara, atau
dihancurkan. Selain itu, di level ini juga dilakukan resolusi nama.
Lapisan ke 4 Transport layer
Berfungsi
untuk memecah data ke dalam paket-paket data serta memberikan nomor urut ke
paket-paket tersebut sehingga dapat disusun kembali pada sisi tujuan setelah
diterima. Selain itu, pada level ini juga membuat sebuah tanda bahwa paket
diterima dengan sukses (acknowledgement), dan mentransmisikan ulang terhadp
paket-paket yang hilang di tengah jalan.
Lapisan ke 3 Network layer
Berfungsi
untuk mendefinisikan alamat-alamat IP, membuat header untuk paket-paket,
dan kemudian melakukan routing melalui internetworking dengan
menggunakan router dan switch layer-3.
Lapisan ke 2 Data-link layer
Befungsi
untuk menentukan bagaimana bit-bit data dikelompokkan menjadi format yang
disebut sebagai frame. Selain itu, pada level ini terjadi koreksi
kesalahan, flow control, pengalamatan perangkat keras (seperti halnya
Media Access Control Address (MAC Address)), dan menetukan bagaimana
perangkat-perangkat jaringan seperti hub, bridge, repeater, dan switch layer 2
beroperasi. Spesifikasi IEEE 802, membagi level ini menjadi dua level
anak, yaitu lapisan Logical Link Control (LLC) dan lapisan Media Access Control
(MAC).
Lapisan ke 1 Physical layer
Berfungsi
untuk mendefinisikan media transmisi jaringan, metode pensinyalan, sinkronisasi
bit, arsitektur jaringan (seperti halnya Ethernet atau Token Ring), topologi
jaringan dan pengabelan. Selain itu, level ini juga mendefinisikan bagaimana
Network Interface Card (NIC) dapat berinteraksi dengan media kabel atau radio.
Referensi : Modul Panduan Jaringan Komputer Dasar (D3) Universitas Gunadarma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar